China Berhasil Nyalakan Matahari Buatan 

China Berhasil Nyalakan Matahari Buatan 

Metroterkini.com - China berhasil mengoperasikan reaktor fusi nuklir yang disebut 'matahari buatan' untuk pertama kalinya. Matahari buatan ini dirancang untuk menyediakan energi dalam jumlah tidak terbatas.

Reaktor yang berada di Chengdu, Provinsi Sichuan ini dirancang untuk mereplikasi reaksi alami yang terjadi di matahari menggunakan hidrogen dan gas deuterium sebagai bahan bakar.

Matahari buatan bernama HL-2M Tokamak ini merupakan perangkat nuklir fusi eksperimental terbesar dan paling canggih yang dikembangkan oleh China. China National Nuclear Corporation (CNNC) mengatakan reaktor ini akan menyediakan energi bersih lewat fusi nuklir yang dikontrol.

Reaktor ini menggunakan medan magnet yang sangat bertenaga untuk memadukan plasma panas dan bisa mencapai temperatur lebih dari 150 juta derajat Celsius. Suhu ini kira-kira 10 kali lebih panas dibandingkan inti matahari, seperti dikutip detikINET dari Science Alert, Senin (7/12/2020).

Reaktor yang selesai dibangun pada tahun ini lalu sering disebut sebagai matahari buatan karena bisa menghasilkan panas dan energi dalam jumlah yang sangat besar.

"Pengembangan energi fusi nuklir tidak hanya menjadi jalan untuk menyelesaikan kebutuhan energi strategis China, tapi juga memiliki arti penting bagi pengembangan energi dan ekonomi nasional China yang berkelanjutan di masa depan," kata media milik pemerintah China People's Daily.

Ilmuwan China telah mengembangkan matahari buatan ini dalam versi lebih kecil sejak tahun 2006.

Mereka berencana untuk menggunakan perangkat ini dalam kolaborasi dengan ilmuwan yang mengerjakan International Thermonuclear Experimental Reactor, proyek penelitian nuklir fusi terbesar yang diperkirakan akan selesai pada 2025.

Fusi dianggap sebagai 'Cawan Suci' energi dan merupakan sesuatu yang menjadi sumber tenaga matahari. Proses ini menggabungkan nukleus atom untuk menciptakan energi dalam jumlah besar.

Fusi merupakan kebalikan dari proses fisi yang digunakan di senjata dan pembangkit listrik tenaga nuklir, yang memecah nukleus atom menjadi beberapa bagian. Tidak seperti fisi, fusi tidak menghasilkan gas rumah kaca dan memiliki risiko kecelakaan atau pencurian material atom yang lebih kecil.

Tapi untuk mencapai proses fusi bukanlah sesuatu yang mudah dan murah. Proyek International Thermonuclear Experimental Reactor saja diperkirakan memakan biaya total sebesar USD 2,5 miliar. [**]

Berita Lainnya

Index